Archive for April, 2010

Umat manusia di dunia saat ini menghadapi berbagai tantangan global. Salah satu tantangannya yaitu menyebarnya penyakit infeksius yang baru muncul (emerge) atau muncul kembali (re-emerge), di mana sangat erat kaitannya dengan manusia, hewan, dan ekosistem tempat mereka tinggal. Situasi seperti ini merupakan akibat dari berbagai faktor, seperti pertumbuhan eksponensial dari populasi manusia dan hewan ternak, angka urbanisasi yang tinggi, perubahan sistem pertanian, kerusakan hutan, perubahan ekosistem dan globalisasi perdagangan hewan dan produk hewan.

Faktor yang paling berpengaruh adalah meningkatnya populasi manusia, diperkirakan pada tahun 2025 populasi manusia akan mencapai 8 milyar, peningkatan terjadi terutama di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, di mana angka kemiskinan di sini juga cukup tinggi.Pada waktu yang sama, perkembangan ekonomi negara-negara Asia cukup pesat, disertai dengan angka urbanisasi yang cukup tinggi, sehingga menuntut  kebutuhan makanan yang lebih tinggi, terutama produk makanan asal hewan.Istilah “revolusi ternak” pada jaman sekarang ini merupakan sebuah fenomena yang terjadi seiring dengan berubahnya sistem peternakan dan pertanian. Pada tahun 2008, lebih dari 21 milyar ekor ternak digunakan untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 6 milyar manusia. Sedangkan pada tahun 2020 nanti, hal seperti ini diperkirakan akan meningkat sampai 50%. Meningkatnya populasi manusia juga akan meningkatkan penggunaan lahan, yang mana pasti akan berujung pada pengrusakan hutan dan kekayaan diversitas fauna.Pada tahun 2008, empat organisasi internasional, FAO (Uniited Nations Food and Agriculture Organization), World Organisation for Animal Health (OIE), the World Health Organisation (WHO) dan UNICEF (United nations Children’s Fund), bersama juga dengan Bank Dunia dan UNSIC (United Nations System Influenza Coordinator), berkontribusi dalam menciptakan sebuah dokumen strategis berjudul “Contributing to One World, One Health : a Strategic Framework for Reducing Risks of Infectous Disease at the Animal-Human-Ecosystems Interface” (Kontribusi untuk Satu Dunia, Satu Kesehatan : Kerangka Strategis untuk Mengurangi Resiko Penyakit Infeksius antara Hewan-Manusia-dan Ekosistem).

Konsep ini dijabarkan dalam sebuah dokumen sebanyak 68 halaman (lhttp://www.oie.int/downld/AVIAN%20INFLUENZA/…/OWOH_14Oct08.pdf). Dokumen ini berakar pada sebuah pertemuan yang diadakan di Manhattan pada bulan September tahun 2004 yang mempertemukan para ahli dari berbagai displin ilmu dari seluruh dunia untuk mendiskusikan masalah yang muncul dari sirkulasi penyakit antara manusia, hewan domestik dan satwa liar. Hasil pertemuan ini terrumuskan dalam “Manhattan Principles (Asas Manhattan)”. Keduabelas asas ini berisi penegasan tentang hubungan kerjasama untuk pencegahan penyakit epidemik/epizootik dengan masih memelihara integritas ekosistem demi kesejahteraan umat manusia, hewan domestik dan biodiversitas.Kerangka strategis yang diusulkan dalam dokumen “One World One Health” adalah untuk meminimalisasi akibat global dari penyakit yang berasal dari hewan yang bersifat zoonosis dan potensial untuk menjadi pandemik.Konsep kerja sama dalam Manhattan Principles mengusung satu bentuk kesehatan yang melingkupi aspek manusia, hewan, dan keseimbangan ekosistem. Sehingga konsep ini diisyaratkan pada pendekatan secara internasional, interdisiplin, dan cross sectoral untuk pencegahan, pengontrolan, penjagaan, dan pengawalan penyakit baru, dengan catatan masih memelihara dan menjaga keseimbangan lingkungan.

(Dikutip dari http://annisa-ully.blogspot.com)

Sehatkah???

One World One Health Symposium

Proses IB Kambing Domba

Surabaya – Kawin suntik atau Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu cara untuk peningkatan jumlah dan kualitas ternak tanpa kawin langsung dengan pejantan. Tujuan dari IB sendiri digunakan untuk peningkatan mutu ternak. IB sudah banyak diaplikasikan pada peternak di Indonesia, selain pada sapi, IB juga telah digunakan pada Kambing dan Domba.

Kelompok Minat Profesi Veteriner Ternak Besar (KMPV-TB)  telah menggelar Pelatihan IB kambing yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sahabat-sahabat KMPV-TB tentang cara IB pada kambing dan domba. Ditanya Alasan kenapa mengangkat tema IB Kambing dan Domba, Sebelum acara berlangsung Ketua panita Aulia Reza Pradipta (Reza).” Kenapa IB kambing, tau gak kalau ternyata Kambing di Indonesia itu sudah diekspor, dan hanya hewan ternak itu yang di ekspor indonesia.” Terangnya.

Dalam Pelatihan yang dibagi 2 gelombang ini dihadiri peserta yang cukup banyak,  mencapai 70 orang. Para peserta antusias bertanya dengan Dr. Abdul Samik, drh., M.Si, terkait beberapa materi yang disampaikan diantaranya  mengenai  Metode Koleksi Semen, Pemeriksaan Semen secara makros dan mikros, serta bagaimana membuat pengencernya.

Metode koleksi semen prinsipnya sama dengan koleksi semen pada sapi.  Ada yang menggunkan vagina buatan dan Elektroejakulator, penggunaannya disesuakan kondisi pejantan. Apabila pejantan yang masih sehat dan bisa menaiki betina lebih di utamakan menggunakan vagina buatan, sedangkan elektroejakulator digunakan pada pejantan yang sakit, namun memiliki breed yang bagus. Penggunaan elektroejakulator umunya didapatkan semen yang tidak baik karena tercampur kotoran pada preputium terang, Dr Samik, drh.

“Pemerikasaan semen digunakan untuk mengetahui kualitas sperma yang akan digunkan. Ada beberapa parameter, dan tentunya akan anda dapatkan ketika mengikuti kuliah Fisiologi Reproduksi”, tuturnya. Menurutnya kulitas sperma dilihat dari volumenya untuk kambing – domba 1-2 ml, konsitensinya kental, dan bau pada semen domba tajam berbeda pada semen sapi yang baunya mirip air susu.

Setelah didapatkan semen tentunya dibutuhkan pengencer agar semen itu dapat digunakan untuk meng-IB-kan beberapa kambing serta menjaga agar sperma tetap hidup.

“ Prinsip tidak berbeda jauh dengan IB  pada sapi, tapi dalam pelaksanaannya sedikit berbeda karena tidak ada gun IB untuk kambing biasanya para peternak menggunakan gun modifikasi.” Jelas  Samik. drh.

Cara IB pada Kambing – Domba, bisanya menggunakan stall khusus dengan posisi bagian belakan lebih tinggi, kemdian Spekulum di beri vaselin setelah itu dimasukkan ke dalam vagina. Kemudian di senter agar terihat lubang cervik, kemudian gun IB/ plastic sheet di masukan kedalam vagina dan sprema di semprotkan tepat dalam cervix uteri.

Faktor  keberhasilan IB kambing juga dipengaruhi oleh tingakat kesuburan pejantan, diagnose fenomena birahi, tekni IB,  umur betina, serta kandungan nutrisi pakan yang diberikan.

Menurut  Samik., drh  pada IB kambing dapat juga dialakukan sinkronisasi birahi, sehingga didapatkan keseragaman birahi dan diperoleh anak dalam umur yang sama. “ gertak birahi bisa menggunakan  2 metode. Pertama menggunakan jantan pengusik dan Privasis ( Progestron Intravaginal Spon’s  Device)”

“  IB Kambing – Domba itu sudah banyak yang mengaplikasikan , para peternak kambing di daerah daerah, biasanya di sentra-sentra kambing dan domba.” Terangnya.(my)

PPDH Gelombang XII

Surabaya – Tak kan pernah ada kata berhenti untuk terus menghasilkan output untuk karya dan kreasi. Itulah irisan kata yang dapat digambarkan setelah Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga kembali mencetak para dokter hewan baru. Sabtu, 24 April 2010 pimpinan FKH Unair dengan bangga kembali melantik para PPDH (Pendidikan Profesi Dokter Hewan) gelombang XII. Tradisi yang dilaksanakan di Ruang Aula Tandjoeng Adiwinata itu menjadi puncak dari pembelajaran seorang mahasiswa veteriner sebelum nantinya di sumpah dengan kode etik medis veteriner. Dalam acara seremonial yang digelar dengan hikmat itu turut juga dihadiri oleh orang tua para intelek dokter hewan.

Berbeda dengan upacara seperti wisuda sarjana pada umumnya, pelantikan para PPDH gelombang XII ini dimaksudkan untuk melantik para professional di bidangnya untuk memperoleh gelar seorang dokter hewan. Setelah menempuh pembelajaran selama kurang lebih 4 tahun untuk memperoleh gelar sarjana, seorang mahasiswa veteriner harus merampungkan 14 bulan lagi untuk belajar menjadi seorang profesi.

Pelantikan yang juga turut mengundang para sponshorship yang telah lama menjadi mitra strategis FKH Unair itu pun juga banyak menghasilkan output yang mempunyai indeks prestasi kumulatif rataan hingga 3.7 sehingga tak ada keraguan bagi perusahaan-perusahaan tersebut untuk langsung merekrut lulusan yang dihasilkan oleh FKH Unair.

Kegiatan pelantikan tersebut juga diselingi dengan acara ramah tamah, makan prasmanan bersama di hall lantai satu FKH Unair. Nampak para orang tua, mahasiswa, dosen, serta stakeholder memanfaatkan acara ini untuk berfoto-foto. Merupakan suatu kebanggaan yang luar biasa setelah dilantik menjadi seorang dokter hewan yang nantinya akan mengabdikan diri pada masyarakat melalui profesi medis veteriner.

BEM FKH 2010

Salam Perjuangan….!!!!!

Teman,, pada tanggal 09 april 2010, tepatnya hari jumat BEM FKH UNAIR 2010 pada kumpul nih, soalnya ada acara up-greading tempatnya di taman depan rektorat. Acara ini tujuannya selain  untuk mengakrabkan diri dan sarana silaturahmi dengan para rekan-rekan mulai dari sesama divisi, departemen, hingga seluruh anggota yang terlibat dalam kabinet BEM FKH 2010 juga sebagai sarana sharing mengenai permasalahan yang menyangkut kinerja dari tiap-tiap departemen. Sehingga dengan adanya acara ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dari kinerja BEM itu sendiri.

Kak  Abril selaku ketua BEM FKH 2010 secara garis besar menyampaikan materi mengenai fungsi BEM sebagai sarana untuk menampung aspirasi dari mahasiswa dan bertugas untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa sesuai dengan visi dan misi BEM. Selain itu disampaikan pula mengenai tri darma perguruan tinggi , itu adalah 3 fondasi penting pengamalan yang harus ada dalam mind set mahasiswa. Yaitu , pendidikan ,penelitian dan pengabdian masyarakat. Maka dari itu, BEM merupakan organisasi yang penting dan memiliki fungsi dan tugas yang penting pula bagi seluruh mahasiswa.

Setelah penyampaian materi ,kemudian dilanjutkan dengan sesi foto kabinet BEM FKH 2010. Pemotretan  ini dilakukan di depan patung yang merupakan lambang dari Universitas Airlangga. Pemotretan dilkukan dalam beberapa sesi, mulai dari seluruh anggota hingga  dari tiap-tiap departemen.

Walaupun acara ini berjalan kurang sesuai dari jadwal yang ditentukan namun suasana pada saat up-greading kemarin cukup menyenangkan tak jarang pula banyak tawa dan canda yang meluap pada saat berlangsungnya acara ini sehingga dinilai tidak mrmbosankan. Diharapkan pula acara- acara seperti ini dapat meningkatkan kerjasama, kinerja ,dan kekompakan dari BEM FKH UNAIR 2010.

Hidup Mahasiswa….!!! ^_^

Tanggal 13-14 Maret 2010, Jama’ah Muslim Veteriner (JMV ) FKH Unair mengadakan pelatihan kepemimpinan islam yang bertajuk “Be The Next Leader” , bertempat di ruang kuliah 3B FKH Unair. Dalam sambutannya, Ketua JMV, akhi Syaiful menyatakan , “Organisasi apapun pasti akan ada pemimpin dan ada yang dipimpin, perlu adanya keterkaitan antara pemimpin dan bawahannya”. Pelatihan yang dilaksanakan dalam dua hari ini, terangkum dalam empat materi utama, yakni keorganisasian, semangat untuk berbuat kebaikan, menjadi pemimpin yang ideal serta menejemen rapat dan kepanitiaan.

Materi pertama yang disampaikan akhi Arif Taufiqurrahman menjelaskan bahwa dasar dari suatu organisasi adalah kualitas individu yang ada di dalamnya, komunikasi antar anggota serta kesinergisan pelaksanaan agenda baik itu internal maupun eksternal.  Dalam berorganisasi tentunya harus mempunyai tujuan untuk menyampaikan kebaikkan, pesan inilah yang kemudian diwujudkan dalam sebuah game membuat ilustrasi dakwah di JMV, BEM, dan Fakultas pada umumnya. Intinya, dakwah tidak harus dilakukan secara formal tapi bisa melalui hal-hal kecil yang kita lakukan untuk orang lain, meskipun itu cuma sekedar mengingatkan waktu sholat.

Hari kedua, Minggu, 14 Maret 2010, tidak kalah menarik dengan hari pertama. Ada game dan diskusi-diskusi yang menarik tentang kasus-kasus yang sering terjadi ketika kita berorganisasi. Al Qiyadah- Wal Jundiyah, saya siap memimpin dan dipimpin, menjadi judul materi ketiga yang disampaikan oleh akhi Indra. Amanah, visioner, inspiraif, adil dan jujur serta sabar adalah karakter yang wajib dimiliki oleh seoraang pemimpin., dalam menjalankan kepemimpinannya. Dan sebagai seseorang yang dipimpin, kita harus memiliki sikap yang amanah, sabar dan taat pada perintah pimpinan kita. “Selama pemimipin itu masih sholat, kita wajib mengikutinya” ujar  ketua UKM KI 2010 itu.

Tiada islam tanpa jama’ah

Tiada jama’ah tanpa kepemimpinan

Tiada kepemimpinan tanpa ketaatan

Are you ready be the next leader?

Pemateri Displacia Abomasum

Bersama counterpart JICA drh. Teguh Santoso, Drh. Yusnita Sari, Drh. Kustini dan drh. Suwarna beserta expert JICA dr. Shigeru Minami digelar  acara diskusi dan demonstrasi operasi displasia abomasum (DA) pada sapi perah serta penggunaan metoda mogusa untuk pengobatan pada sapi perah. Kegiatan tersebut dilaksanakan di ruang tanjung adiwinata fakultas kedokteran hewan unair , pada tanggal 1 maret 2010. Kegiatan tersebut dihadiri oleh para dokter hewan praktisi khususnya praktisi ternak besar  di jawa timur, mahasiswa koasistensi dan dosen dari FKH-Unair.

Acara tersebut merupakan bagian proyek dari JICA (Japan International Cooporation Agency) dalam rangka peningkatan penanganan penyakit produktif sapi perah di indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa Kasus displasia abomasum (berpindahnya/bergesernya letak abomasum ke posisi abnormal) masih sering ditemukan pada sapi perah dilapangan dan karena keterbatasan keterampilan dan sarana serta pemahaman dari para peternak dan petugas dilapangan, maka kasus displasia abomasum tidak dapat ditangani dengan baik sehingga pada akhirnya sapi tersebut harus di afkir. Sebelumya, banyak peternak sapi yang terkena penyakit ini tidak berani menyembuhkanya, para peternak lebih memilih ternaknya untuk dipotong dari pada untuk disembuhkan, walau hingga menjualnya dengan harga yang sangat rendah. Namun dengan diselenggarakan kegiatan ini diharapkan para petugas dilapangan mampu dan memiliki keterampilan dalam mengatasi permasalahan ini.

Dalam kesempatan yang sama expert JICA Dr. Shigeru Minami, juga mempresentasikan penggunaaan o-kyu/ mogusa untuk pengobatan pada sapi perah. Prinsip mogusa ini sama seperti laser puncture maupun akupuntur. Mogusa ini mempunyai kegunaan untuk merangsang syaraf lokomosi (alat gerak), saluran pencernaan, sebagai peredam rasa sakit pada persendian/ alat gerak, pemacu metabolisme tubuh, dan pengaturan keseimbangan hormonal pada tubuh ternak. Sehingga dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan kesehatan pada sapi perah.

Fakta Tentang Satwa Indonesia

Posted: April 6, 2010 in BSO KMPV-PW

Daftar Isi

· Fakta tentang satwa Indonesia

· Beberapa fakta lain

Diperkirakan sebanyak 300.000 jenis satwa liar atau sekitar 17% satwa di dunia terdapat di Indonesia, walaupun luas Indonesia hanya 1,3% dari luas daratan dunia. Indonesia nomer satu dalam hal kekayaan mamalia (515 jenis) dan menjadi habitat dari sekitar 1539 jenis burung. Sebanyak 45% ikan di dunia, hidup di Indonesia.

Meskipun kaya, namun Indonesia dikenal juga sebagai negara yang memiliki daftar panjang tentang satwa liar yang terancam punah.

Saat ini jumlah jenis satwa liar Indonesia yang terancam punah adalah 147 jenis mamalia, 114 jenis burung, 28 jenis reptil, 91 jenis ikan dan 28 jenis invertebrata (IUCN, 2003).

Satwa-satwa tersebut benar-benar akan punah dari alam jika tidak ada tindakan untuk menyelamatkanya.

Perdagangan satwa liar menjadi ancaman serius bagi kelestarian satwa liar Indonesia.

Lebih dari 95% satwa yang dijual di pasar adalah hasil tangkapan dari alam, bukan hasil penangkaran.

Lebih dari 20% satwa yang dijual di pasar mati akibat pengangkutan yang tidak layak.

Berbagai jenis satwa dilindungi dan terancam punah masih diperdagangkan secara bebas di Indonesia.

Semakin langka satwa tersebut semakin mahal pula harganya.

Beberapa fakta lain:

· Sebanyak 40% satwa liar yang diperdagangkan mati akibat proses penangkapan yang menyakitkan, pengangkutan yang tidak memadai, kandang sempit dan makanan yang kurang. Perdagangan satwa liar itu adalah kejam!

· 60% mamalia yang diperdagangkan di pasar burung adalah jenis yang langka dan dilindungi undang-undang. Perdagangan satwa liar itu adalah tindakan kejahatan!

· 70% primata dan kakatua yang dipelihara masyarakat menderita penyakit dan penyimpangan perilaku. Banyak dari penyakir yang diderita satwa itu bisa menular ke manusia.

· Lebih dari 100.000 burung paruh bengkok setiap tahunnya ditangkap dari alam Papua dan Maluku. Penangkapan ini juga melibatkan oknum militer. Sebagian besar burung tersebut adalah ditangkap secara ilegal dari alam.

· Burung paruh bengkok (nuri dan kakatua) ditangkap dari alam dengan cara-cara yang menyiksa dan menyakitkan satwa. Bulunya dicabuti agar tidak bisa terbang.

· Setiap tahunnya ada sekitar 1000 ekor orangutan Kalimantan yang diselundupkan ke Jawa dan juga luar negeri. Sebagian besar orangutan yang diperdagangkan adalah masih bayi. Untuk menangkap seekora bayi orangutan, pemburu harus membunuh induk orangutan itu yang akan mempertahankan anaknya sampai mati.

· Sekitar 3000 owa dan siamang setiap tahunnya diburu untuk diperdagangkan di dalam negeri dan diselundupkan ke luar negeri.