Umat manusia di dunia saat ini menghadapi berbagai tantangan global. Salah satu tantangannya yaitu menyebarnya penyakit infeksius yang baru muncul (emerge) atau muncul kembali (re-emerge), di mana sangat erat kaitannya dengan manusia, hewan, dan ekosistem tempat mereka tinggal. Situasi seperti ini merupakan akibat dari berbagai faktor, seperti pertumbuhan eksponensial dari populasi manusia dan hewan ternak, angka urbanisasi yang tinggi, perubahan sistem pertanian, kerusakan hutan, perubahan ekosistem dan globalisasi perdagangan hewan dan produk hewan.
Faktor yang paling berpengaruh adalah meningkatnya populasi manusia, diperkirakan pada tahun 2025 populasi manusia akan mencapai 8 milyar, peningkatan terjadi terutama di Asia, Afrika, dan Amerika Latin, di mana angka kemiskinan di sini juga cukup tinggi.Pada waktu yang sama, perkembangan ekonomi negara-negara Asia cukup pesat, disertai dengan angka urbanisasi yang cukup tinggi, sehingga menuntut kebutuhan makanan yang lebih tinggi, terutama produk makanan asal hewan.Istilah “revolusi ternak” pada jaman sekarang ini merupakan sebuah fenomena yang terjadi seiring dengan berubahnya sistem peternakan dan pertanian. Pada tahun 2008, lebih dari 21 milyar ekor ternak digunakan untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 6 milyar manusia. Sedangkan pada tahun 2020 nanti, hal seperti ini diperkirakan akan meningkat sampai 50%. Meningkatnya populasi manusia juga akan meningkatkan penggunaan lahan, yang mana pasti akan berujung pada pengrusakan hutan dan kekayaan diversitas fauna.Pada tahun 2008, empat organisasi internasional, FAO (Uniited Nations Food and Agriculture Organization), World Organisation for Animal Health (OIE), the World Health Organisation (WHO) dan UNICEF (United nations Children’s Fund), bersama juga dengan Bank Dunia dan UNSIC (United Nations System Influenza Coordinator), berkontribusi dalam menciptakan sebuah dokumen strategis berjudul “Contributing to One World, One Health : a Strategic Framework for Reducing Risks of Infectous Disease at the Animal-Human-Ecosystems Interface” (Kontribusi untuk Satu Dunia, Satu Kesehatan : Kerangka Strategis untuk Mengurangi Resiko Penyakit Infeksius antara Hewan-Manusia-dan Ekosistem).
Konsep ini dijabarkan dalam sebuah dokumen sebanyak 68 halaman (lhttp://www.oie.int/downld/AVIAN%20INFLUENZA/…/OWOH_14Oct08.pdf). Dokumen ini berakar pada sebuah pertemuan yang diadakan di Manhattan pada bulan September tahun 2004 yang mempertemukan para ahli dari berbagai displin ilmu dari seluruh dunia untuk mendiskusikan masalah yang muncul dari sirkulasi penyakit antara manusia, hewan domestik dan satwa liar. Hasil pertemuan ini terrumuskan dalam “Manhattan Principles (Asas Manhattan)”. Keduabelas asas ini berisi penegasan tentang hubungan kerjasama untuk pencegahan penyakit epidemik/epizootik dengan masih memelihara integritas ekosistem demi kesejahteraan umat manusia, hewan domestik dan biodiversitas.Kerangka strategis yang diusulkan dalam dokumen “One World One Health” adalah untuk meminimalisasi akibat global dari penyakit yang berasal dari hewan yang bersifat zoonosis dan potensial untuk menjadi pandemik.Konsep kerja sama dalam Manhattan Principles mengusung satu bentuk kesehatan yang melingkupi aspek manusia, hewan, dan keseimbangan ekosistem. Sehingga konsep ini diisyaratkan pada pendekatan secara internasional, interdisiplin, dan cross sectoral untuk pencegahan, pengontrolan, penjagaan, dan pengawalan penyakit baru, dengan catatan masih memelihara dan menjaga keseimbangan lingkungan.
(Dikutip dari http://annisa-ully.blogspot.com)